Telusuri Sejarah Masjid Al Mashun, Medan

Masjid kota Al Mashun tidak hanya tecermin pada fisik bangunannya, tetapi juga tentang bagaimana proyek pendiriannya berlangsung. Seperti telah di jelaskan sebelumnya, pembangunan rumah ibadah ini dengan sokongan sultan Deli. Namun, ada pula pihak lain yang turut membantu terwujudnya ikon kerajaan.

Masjid Kota

Di antaranya adalah Tjong A Fie, seorang berdarah Tionghoa. Yang sebagian luas mengenalnya saudagar sukses di Deli. Satu sumber menyebutkan, pembisnis perkebunan tersebut menyumbang sekitar sepertiga dari total biaya kebutuhan untuk pembangunan Masjid kota Al Mashun. Fakta ini menandakan ada hubungan yang saling mendukung antara pihak kesultanan Deli dan para pengusaha yang mengadakan bisnis di negeri tersebut. Tidak memandang perbedaan keyakinan dan suku bangsa.

Masjid Raya Al Mashun tercatat mengalami perbaikan beberapa kali sejak pembangunan pada permulaan abad ke-20. Di tahun 1927, restorasi atas Masjid ini di lakukan dengan wujud kerja sama antara pihak kesultanan Deli dan perusahaan Deli Maatscapij. Selanjutnya, restorasi dilaksanakan pada zaman Republik Indonesia, yakni tahun 1966, atas dukungan pemerintah kota Medan. Situs bersejarah ini sekarang telah melewati masa satu abad lamanya. Pemerintah daerah setempat menjadikannya salah satu destinasi wisata unggulan bagi para pelancong yang datang ke Kota Medan.

Jangan lewatkan kemegahan masjid ini secara nyata dengan memasuki interior dalam. Masjid dengan tiga kubah ini terlihat sangat gagah dan kokoh, seperti benteng yang menghindarkan kita dari keburukan dan kedzaliman.

Admin: Mustaka