Sejarah Masjid Agung Semarang

Sejarah Masjid Agung Semarang –  Merupakan masjid yang di bangun pada pertengahan abad ke 16. Warisan budaya yang patut di lestarikan dan terus mengalami perbaikan. Arsitektur Masjid Agung Semarang di pengaruhi oleh seorang arsitek Belanda, hal ini menyebabkan adanya perpaduan antara budaya tradisional jawa, Belanda dan Arab. Lokasi pembangunan berada di barat Alun-Alun Kota Semarang yang selanjutnya beralih fungsi dengan dominasi perdagangan.

Berdasarkan catatan sejarah, Masjid Agung Semarang pertama di bangun pada masa kesultanan Demak di Daerah Kabupaten Semarang Selatan yang bukan merupakan tempat berdirinya Masjid Agung Semarang saat ini. Pada Masa penjajahan Belanda di Indonesia, terjadi pemberontakan kaum tionghoa akibat permasalahan dagang dengan VOC. Hal ini menyebabkan kebakaran besar yang memusnahkan Masjid pada lokasi terdahulu.

Pembangunan Ke 2

Musibah ini mengakibatkan Masjid Agung Semarang di bangun kembali pada lokasi yang berbeda yaitu di sebelah barat Alun-Alun Kota Semarang, Jalan Kauman Semarang. Pembangunan kembali di laksanakan dari tahun 1759 -1760. Pada tahun 1867 di laksanakan perbaikan bangunan masjid untuk mempertahankan kondisi semula dan baru selesai pada tahun 1883 karena masalah politik dan pendanaan. Namun, pada tahun 1885 masjid kembali terbakar akibat sambaran petir, pembangunan kembali di laksanakan pada tahun 1889 dengan bantuan seorang arsitek Belanda bernama Ir. G. A. Gambier dan selesai pada tahun 1890 atas prakarsa dari Asisten residen Semarang G.J. Blumme dan Tumenggung Raden Tjondrodipeoero sebagai Bupati Semarang.

Masuknya Belanda ke Indonesia memberikan pengaruh pada bangunan maupun tatanan perkotaan. Hal ini juga terjadi pada Masjid Agung Semarang. Perpaduan gaya colonial dan tradisional terlihat dari struktur, material dan ragam hias dalam masjid. Peralihan fungsi alun-alun Kota Semarang pun banyak dipengaruhi oleh kebijakan pemerintahan colonial, seperti membangun pasar Johar di kawasan Alun-Alun. Penelitian bangunan Masjid Agung sebagai objek heritage yang juga melihat konteks di luar bangunan masjid itu sendiri. Dengan adanya penelitian ini di harapkan dapat berkembang untuk membuat sebuah penelitian serupa yang lebih mendalam untuk mengetahui pengaruh peralihan fungsi alun-alun terhadap bentuk arsitektur Masjid Agung.

Kemegahan arsitektur Masjid ini memang luar biasa, tidak salah jika di katakan salah satu Masjid terindah di asia tenggara. Salah satu daya tarik Masjid Agung Jawa Tangah adalah Menara Al-Husna. Tinggi menara 99 m, ittibak angka Al-Asmaul Husna. Itulah sedikit ulasan dari Sejarah Masjid Agung Semarang yang bisa kita pelajari dan menambah pengetahuan tentang ilmu sejarah.


Diolah dari beberapa sumber
Penulis/Admin: BN