Masjid Al-Dahab merupakan salah satu masjid terbesar yang menjadi sejarah peradaban Islam di Kota Manila, Filipina. Al-Dahab sendiri memiliki makna kata yaitu emas. Salah satu ciri khas kubah yang berwarna emas. Masjid yang berlokasi di Jalan Globo De Oro yang dikenal sebagai Manila Golden Mosque and Cultural Center.
Pembangunan rumah Allah itu mulai pada tanggal 4 Agustus 1976, pada masa pemerintahan Presiden Filipina ke-10, Ferdinand Marcos. Rencana untuk menyambut kunjungan Presiden Libya, Muammar Qaddafi. Kunjungan kenegaraan Muamar Qaddafi itu untuk mengatasi pertikaian antara Pemerintah Filipina dengan pejuang kemerdekaan Moro National Liberation Front yang memiliki tujuan untuk membangun negara berlandaskan Islam di Kepulauan Sulu, Mindanao dan Pelawan.
Namun, kunjungan Presiden Libya itu batal dan pembangunan masjid itu telah terlanjur rampung. Sehingga Masjid Al-Dahab di serahkan kepengurusannya kepada kaum Muslim di Manila dan kini menjadi salah satu wilayah permukiman penduduk beragama Islam.
Meskipun terlihat terlihat kurang terawat pada bagian luar masjid, tetapi interior dalam masjid hingga kubah masjid dengan tiang-tiang sebagai pondasi masjid memberikan kesan megah tersendiri. Masjid tersebut juga merupakan salah satu masjid terbesar di Manila yang dapat menampung hingga 3.000 jamaah.
Kumandang azan dari Masjid Al-Dahab membuat para kaum laki-laki bergegas mengambil air wudhu untuk menunaikan ibadah Shalat Dzuhur. Sebelum melaksanakan Shalat Dzuhur, para jamaah di beri kesempatan untuk melakukan Shalat Sunnah sambil di selingi tausiyah singkat dari Imam masjid menggunakan bahasa Filipina. Setelah masjid terlihat cukup ramai dari jamaah hingga empat shaf, Shalat Dzuhur berjamaah itu langsung di laksanakan.
Di sekitar kawasan Masjid Al-Dahab itu terdapat beberapa toko yang menjual beberapa pernak-pernik cinderamata untuk wisatawan muslim. Meskipun masjid itu merupakan destinasi wisata religi bagi umat muslim, Masjid Al-Dahab terbuka untuk umum bahkan pengunjung non muslim sekalipun.