Jakarta Islamic Centre atau Masjid Jami’ Jakarta Center adalah sebuah masjid serta lembaga pengkajian dan pengembangan Islam di Jakarta. JIC menempati lahan bekas kawasan prostitusi terbesar di Jakarta, yaitu lokalisasi Kramat Tunggak.
Jakarta Islamic Centre mulai di bangun pada akhir tahun 2001, dan di gunakan pertama kali dalam pelaksanaan Shalat Jum’at perdana pada tanggal 6 September 2002 yang di hadiri oleh mantan Gubernur DKI Jakarta, H. Sutiyoso yang waktu itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Namun peresmian Masjid Jakarta Islamic Centre di lakukan pada tanggal 4 Maret 2003 oleh Mantan Gubernur H. Sutiyoso yang pada waktu itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Menempati area seluas 2,2 Ha, Masjid ini memiliki fasilitas berupa ruang Shalat utama, Koridor, mezanin, selasar tertutup dan plasa.
Kapasitas Jama’ah Masjid JIC berjumlah 20.680 orang. Ruang utama Masjid JIC memiliki bentengan 68 meter tanpa tiang yang merupakan bentengan terbesar se-Asia Tenggara 37 . Bentuk bangunan Masjid JIC merupakan manifestasi dari sifat-sifat keperkasaan Al-Jabbaru, kemegahan Al-Mutabbiru sekaligus kelembutan dan keindahan Al-Lathief yang di harapkan dapat menghapus stigma lama lokalisasi dengan filosofi bangunan bersifat monumental yang kontras dengan lingkungan sekitar, berbobot syiar yang tinggi serta ramah dan “mengundang” umat untuk beribadah.
Arsitektur Kubah
Kubah yang di kelilingi elemen kaca patri berbentuk tanda panah ke atas, bermakna hubungan manusia dengan Sang Pencipta. Elemen ini memberikan sinar terang pada siang hari jika di lihat dari dalam ruangan, dan sebaliknya, menjadi penegas karakter kubah pada malam hari jika di lihat dari luar. Sebuah karya yang sangat cerdas.Bahan dasar kubah adalah tembaga yang dapat berubah warna secara alami bersamaan dengan proses oksidasi. Pada awalnya kubah berwarna kuning kemerahan dan akhirnya akan berwarna hijau. Proses pewarnaan alamiah ini juga di gunakan di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi.
Interior yang mempesona
Dekorasi interior ruang utama di isi dengan kaligrafi bergaya kufik. Ayat- ayat yang ditampilkan diantaranya adalah QS. Al-Baqarah: 255 di bagian mezzanine depan, QS. An-Nuur: 35 di mezzanine belakang, QS. Al-A’raf: 55 di kanan mihrab, dan QS. Al- Mu’minuun: 1-2 di sebelah kiri mihrab. Ini sangat menakjubkan.Dibagian luar berdiri tegak sebuah menara setinggi 114 meter terletak di sebelah timur laut bangunan masjid. Tinggi menara ini menyimbolkan jumlah surat dalam Al- Quran. Selain sebagai tempat mengumandangkan suara adzan, menara tinggi menjulang tersebut berfungsi sebagai landmark (penanda) lingkungan sekitar Jakarta Islamic Centre.