Kubah Masjid Luwuk – Kota Luwuk merupakan pusat nadi sekaligus pusat pemerintahan kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Kota kecamatan yang berbatasan dengan laut dan di kelilingi perbukitan ini menawarkan keindahan alam yang eksotis khas Sulawesi Tengah. Tempat wisata yang paling terkenal di antaranya Pulau Dua Balantak, Pantai Kilo Lima, Bukit Kasih Sayang, Bukit Teletubbies, Air Terjun Piala, dan masih banyak tempat menarik lainnya.
Banyak wisatawan yang tertarik berkunjung ke kota ini, karena keindahan alam yang di tawarkannya. Tidak salah jika kota ini mendapat julukan “Hongkongnya Indonesia”. Selain itu, cepatnya pertumbuhan kota ini semakin berkembang pesat seiring fungsinya sebagai pusat pemerintahan, perekonomian, pendidikan dan pariwisata.
Masjid An Nur
Menjadi ikon yang di unggulkan di provini Sulawesi Tengah tentu memberikan kebanggaan dan kenyamanan tersendiri bagi penduduk yang tinggal di sekitarnya. Hal inilah yang menjadi penggerak bagi masyarakat Kota Luwuk untuk tetap menjaga kerukunan antar agama dan sukunya hingga saat ini. Kota Luwuk saat ini di tempati oleh beragam suku, diantaranya terdapat suku Saluan, suku Balantak dan suku Banggai. Meskipun memiliki suku yang beragam, sebagian besar masyarakat kota Luwuk merupakan penganut agama Islam.
Sebagai kota yang mayoritas penduduknya beragama Islam, pemerintah kota Luwuk pada tahun 1986 mulai mendirikan Masjid Agung untuk mengakomodir kebutuhan warganya akan tempat ibadah dan juga sebagai pusat kajian agama Islam. Masjid yang menjadi kebanggaan masyarakat muslim di Kota Luwuk ini di kenal dengan Masjid Agung An Nur. Masjid Agung An Nuur berdiri di atas lahan wakaf seluas 19.039 m2. Berlokasi di pusat kota Luwuk yang berada di tepian teluk Lalong.
Kubah Masjid Luwuk Baru, Suasana Baru
Masjid ini memiliki luas bangunan 2.000 m2 dan dapat menampung sebanyak 3.000 jamaah sekaligus. Karena itu, tidak heran jika masjid yang memiliki dua lantai ini di sebut sebagai masjid terbesar di kota Luwuk. Hingga tahun 2019, masjid yang sudah berdiri selama 33 tahun ini beberapa kali telah mengalami perubahan dan renovasi. Salah satunya diadakan perubahan di bagian atap atau kubah masjid. Hal ini karena usia masjid yang sudah cukup lama. Untuk menghindari terjadinya resiko yang tidak di inginkan yang sewaktu-waktu dapat menimpa jamaah di masjid ini.
Pada tanggal 30 Maret 2019, panitia pembangunan masjid dengan Bupati selaku penasehat mulai menginisiasi proyek pembangunan kubah masjid, yang di resmikan dengan di tandatanganinya MOU antara Bupati Luwuk dengan PT Mustaka Multi Teknik selaku produsen kubah masjid. Perusahaan kubah PT Mustaka Multi Teknik telah berpengalaman selama 27 tahun, pada kesempatan ini di beri kepercayaan oleh pemerintah daerah setempat untuk membangun kubah dengan model dekoratif. Berdiameter 10,78 meter di atas bangunan utama masjid Agung An Nur tersebut. Tentunya ini bukan suatu pekerjaan yang mudah bagi PT Mustaka Multi Teknik karena tidak hanya bertanggung jawab pada warga muslim sekitar tapi juga terhadap pemerintah kota Luwuk.
Dalam hal ini Bupati kabupaten Banggai atas kelancaran dan keberhasilan proyek ini. Proyek pembangunan masjid yang di kerjakan oleh 5 Teknisi dari PT Mustaka Multi Teknik, di mulai sejak tanggal 1 Juli sampai 30 Juli 2019. Pembangunan dan pemasangan kubah selama satu bulan ini tidak mengalami kendala yang beratı sehingga proyek dapat di selesaikan sesuai dengan waktunya. Dan selesainya pembangunan kubah ini akhirnya memberikan wajah baru dari konstruksi masjid nomor satu di kota tersebut. Dengan tampilan baru kubah Masjid Agung Luwuk ini semoga memberikan kenyamanan dalam beribadah sehingga akan mengalirkan kebaikan dan keberkahan bagi jamaah masjid serta warga yang ada di sekitarnya.