3 Masjid yang Tetap Kokoh Setelah Bencana Alam

masjid

3 Masjid yang Tetap Kokoh Setelah Bencana Alam – Menjadi negara kepulauan, membuat Indonesia kerap kali dilanda bencana alam. Mulai dari Gunung Merapi meletus, tsunami puluhan meter, hingga gempa bumi. Di saat banyak bangunan yang porak-poranda akibat bencana alam. Namun, ternyata beberapa bangunan masjid justru masih kokoh berdiri meski telah terkena goncangan.

Berikut masjid yang kokoh meski telah di landa bencana alam. Berikut ulasan selengkapnya dirangkum dari berbagai sumber oleh Mustaka, Senin (12/12/2022).

1. Masjid Baiturrahman, Aceh

masjid baiturrahman

Pada 26 Desember 2004 silam, Aceh di terjang bencana Tsunami setinggi puluhan meter. Seluruh bangunan nampak luluh-lantah dengan tanah. Bahkan setelahnya di susul dengan goncangan gempa berkekuatan 8,9 SR. Pada waktu itu, Masjid Baiturrahman menjadi satu-satunya bangunan yang masih berdiri kokoh. Bahkan masyarakat pun menggunakan masjid ini sebagai tempat berlindung.

2. Masjid Al-Mujahidin, Yogyakarta

masjid

Pada satu dekade yang lalu, yakni 26 Oktober 2010, letusan Gunung Merapi mengeluarkan lava pijar yang mengancam daerah di lereng gunung. Akibatnya, hal ini mendorong warga untuk mengungsi dari awan panas yang keluar dari Gunung Merapi. Sejumlah bangunan tampak mengalami kerusakan akibat tak tahan dengan awan panas. Namun, hal tersebut tak di alami oleh Masjid Al-Mujahidin yang hingga kini masih tetap kokoh berdiri.

3. Masjid Argam Bab Al Arham, Sulawesi Tengah

masjid

Ketika bencana alam memporak-porandakan Palu dan Donggala pada tahun 2018 lalu, banyak bangunan hancur tak terselamatkan akibat terjangan tsunami. Namun, berbeda halnya dengan Masjid Argam Bab Al Arham. Di saat bangunan di sekitarnya hancur, namun masjid yang terletak di pinggir Pantai Talise ini nampak utuh dan mengapung meski bergeser dari posisi awalnya.

Artikel ini rangkum dari beberapa sumber oleh Admin Mustaka/BN

Proyek Kubah Mustaka Di Batulicin – Kalimantan Selatan

artikel mustaka perbedaan kubah panel dan enamel

Batulicin – Pembangunan masjid sudah semakin ramai dan desain arsitektur bangunan juga semakin modern. Tidak heran jika kubah yang di pakai juga mengikuti gaya arsitektur masjid. Keserasian warna masjid dan kubah juga perlu diamati, karena dapat menambah penampilan yang menarik untuk bisa meramaikan jama’ah yang berkunjung dalam beribadah maupun rehat sejenak.

proyek kubah masjidproyek kubah masjid

Seperti pembangunan masjid yang ada di Batulicin, Tanah Bumbu, Kalimanan Selatan. Pembangunan masjid ini bekerjasama dengan PT Mustaka Multi Tehnik dari Pati, Jawa Tengah. Proyek yang cukup besar ini telah selesai pada Bulan April lalu dari segi pemasangan kubah masjidnya. Kubah masjid yang sedang di kerjakan saat itu mempunyai jenis yang terbaik dari semua jenis lainnya “kubah enamel” dengan diameter yang cukup besar, yaitu 12 meter pada bentuk setengah bola.

proyek kubah masjid

Pada proses pemasangan kubah itu mustaka telah menugaskan 4 teknisi untuk menangani proyek kubah masjid tersebut dengan kurun waktu 21 hari. Pemasangan yang terbilang cepat itu mendapat sanjungan positif dari panitia pembangunan masjid maupun warga sekitar. Padahal perkiraan kubah jadi sekitar 1 Bulan dari awal pemasangan dan itupun tidak termasuk perubahan cuaca yang terkadang hujan.

Namun Syukur, Alhamdulillah pemasangan selesai dari perkiraan panitia pembangunan masjid yang ternyata lebih cepat dengan hasil yang bagus dan memuaskan. Kubah mustaka sangatlah mudah dan cepat saat proses pemasangan. Karena mustaka sudah mendesain setiap panel yang saat di produksi sudah terdapat sistem pelubangan awal. Artinya sistem ini di pergunakan sebagai acuan dalam proses perakitan di lapangan. Maka dari itu pemasangan kubah masjid mustaka terbilang cepat dan efisien. Menjadikan mustaka sudah di akui produsen terbaik, karena sudah berpengalaman selama 27 Tahun.

Terima kasih untuk semua panitia dan pengurus Masjid LDII Baitul Makmur. Sudah mempercayakan proyek pemasangan kubah masjid kepada PT Mustaka Multi Tehnik. Semoga Masjid LDII Baitul Makmur dapat menjadi pusat berkumpulnya para Kaum muslimin dan muslimat untuk beribadah serta menuntut ilmu dalam beragama. (Amiin…)

7 Masjid Bersejarah di Indonesia, Salah Satunya Masjid Demak – Sunan Ampel

kubah masjid

Indonesia terkenal sebagai negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia. Hal ini di sebabkan perjalanan penyebaran agama Islam di Nusantara memiliki sejarah yang cukup panjang. Sehingga banyak juga masjid-masjid bersejarah yang di dirikan. Perkembangan Islam memicu banyaknya masjid-masjid yang ada di Indonesia. Beberapa diantaranya berusia ratusan tahun dan memiliki nilai sejarah tersendiri.

kubah masjid

Berikut beberapa masjid bersejarah di Indonesia:

Masjid Saka Tunggal Banyumas

Masjid tertua di Indonesia yang pertama adalah Masjid Saka Tunggal Banyumas. Bangunan rumah ibadah ini berlokasi di Desa Cikakak, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Masjid Saka Tunggal Banyumas di dirikan pada tahun 1288 pada era Mataram Kuno. Satu hal yang membuat masjid ini terbilang unik, bangunannya hanya di topang oleh satu tiang penyangga tunggal dan tidak terlihat ada kubah masjid. Mengutip dalam buku “Terpesona di 7 Menara Keberkahan” oleh Suharyo Widagdo, sejak tahun 1965, masjid ini sudah dua kali mengalami pemugaran. Selain dinding dari tembok, ada juga beberapa bagian yang di beri anyaman bambu.

kubah masjid

Masjid Agung Sunan Ampel

Dari Jawa Tengah, beralih ke Jawa Timur. Masjid Agung Sunan Ampel terletak di Surabaya. Masjid ini di bangun pada tahun 1421 oleh Raden Achmad Rachmatulloh yang tak lain adalah Sunan Ampel. Gaya arsitektur masjid Agung Sunan Ampel khas Jawa Kuno dan Arab Islami.

Masjid Kuno Bayan Beleq

Di lansir dalam Cagar Budaya Kemendikbud, Masjid Kuno Bayan Beleq adalah masjid yang di bangun pada masa-masa awal berkembangnya Islam di Pulau Lombok. Masjid ini dibangun di Desa Bayan yang kini termasuk bagian dari Kabupaten Lombok Barat sekitar abad ke-16. Nama Beleq mempunyai arti “makam besar”. Hal ini sesuai dengan kondisi di sekitar masjid yang banyak terdapat makam. Makam-makan tersebut merupakan makam dari Plawangan, Karang Salah, Anyar, Reak, Titi Mas Penghulu, Sesait, tokoh-tokoh agama Islam lain, dan orang-orang yang ikut membangun dan mengurus masjid sejak awal pembangunannya. Masjid ini tidak munggunakan kubah masjid.

kubah masjid

Masjid Agung Demak

Masjid tertua di Indonesia selanjutnya cukup populer yakni masjid Agung Demak yang merupakan tempat berkumpulnya para Wali Songo. Penyebutan Wali Songo merujuk pada ulama yang menyebarkan agama Islam di Jawa. Masjid ini di bangun tahun 1474 dan terletak di desa Kauman, Demak, Jawa Tengah. Pendiri masjid ini yaitu Raden Patah yang merupakan raja pertama Kesultanan Demak. Menurut Cagar Budaya Kemendikbud, Masjid Agung Demak di bangun dengan gaya khas Majapahit, yang membawa corak kebudayaan Bali. Gaya ini berpadu harmonis dengan langgam rumah tradisional Jawa Tengah. Persinggungan arsitektur Masjid Agung Demak dengan bangunan Majapahit bisa di lihat dari bentuk atapnya. Namun, kubah melengkung yang identik dengan ciri masjid sebagai bangunan Islam, malah tak tampak. Sebaliknya, yang terlihat justru adaptasi dari bangunan peribadatan agama Hindu.

Masjid Agung Sang Ciptarasa

Dalam buku “Masjid-masjid Bersejarah di Indonesia” oleh Abdul Baqir Zein, masjid tertua kali ini berlokasi di Kesepuhan, Kota Cirebon, Jawa Barat. Masjid Agung Sang Ciptarasa berdiri pada tahun 1480 oleh Sunan Gunung Jati dan Sunan Kalijaga. Di lihat dari bentuk kubahnya memang tidak terlalu istimewa karena bentuknya hampir sama dengan kebanyakan masjid kuno di Indonesia. Namun jika masuk ke dalam, corak arsitektur akan terlihat jelas dari warna Tiongkok.

Masjid Sultan Suriansyah

Masjid Sultan Suriansyah berdiri pada tahun 1526 oleh Raja Banjar pertama di Kalimantan Selatan yang tak lain adalah Sultan Suriansyah. Dari segi arsitektur, masjid ini menampilkan ornamen kayu ulin. Menariknya, konstruksi panggung dan atap tumpang menggambarkan gaya tradisional Banjar sebagaimana di lansir dari sumber yang sama.

Masjid Kuno Singaraja

Berlokasi di Jalan Hasanuddin, Kampung Kajanan, Singaraja, Pulau Bali. Masjid ini di di rikan pada tahun 1654 M. Seorang peneliti budaya Bali Utara, Dr. Sugianto menyatakan masjid tua ini memiliki peranan yang sangat besar dalam penulisan Al Qur’an tertua di Nusantara. Menurutnya, besar kemungkinan sebagian isi Al Qur’an tertua di tulis di masjid ini.

Itulah 7 masjid tertua dan bersejarah di Indonesia yang mungkin bisa menjadi referensi sahabat mustaka sebagai wisata religi saat Ramadhan atau bahkan sekedar menambah wawasan terkait masjid tua di Indonesia.

Keunikan Kubah Masjid Jaman Now

kubah masjid

Kubah masjid sangat identik dengan tempat ibadah umat Islam. Kemegahan sebuah masjid dapat terlihat bukan saja dari menaranya, ornamennya, kaligrafinya, bangunannya. Tapi juga dapat terlihat dari keunikan kubah tersebut. Pada era moderenisasi sekarang ini banyak sekali masjid di bangun dengan desain dan ornament yang kekinian. Untuk lebih mempercantik dan memperindah terutama pada kubahnya itu sendiri.

Kubah Masjid Mustaka

Yang sangat beragam dari design, ukuran dan bahannya membuat terciptanya kata-kata “Kubah Masjid Jaman Now” yang sangat menarik untuk dibahas. Ada terdapat beberapa gaya arsitektur saat pembangunan, ada yang di bangun dengan pengaruh gaya arsitektur lama, gaya arsitektur timur tengah dan ada juga yang bergaya arsitektur modern. Di Indonesia salah satunya adalah kubah Masjid Raya Al-Azham yang berada di Tanggerang, selesai pembangunan pada tanggal 28 februari 2003, dan di resmikan langsung oleh Menteri Agama RI saat itu, Said Agil Husin Al Munawar.

Masjid Raya Al-Azham

kubah masjid al azhom

Masjid Raya Al-Azham merupakan masjid terbesar dan termegah di Tanggerang. Satu hal yang unik dari Masjid ini adalah kubah besarnya yang tidak di topang oleh tiang penyangga. Al-Azham ini menjadi kubah masjid terbesar di dunia dengan bentangan diameter sepanjang 63m. Selain terbesar di dunia ada juga kubah kekinian yang minimalis modern seperti kubah enamel dan juga kubah guvalume. Sehingga mampu memikat daya tarik orang yang melihatnya. Sudah banyak di kota besar yang membangun dengan gaya kubah enamel dan guvalum, yang memang sudah teruji kekokohannya. Kubah masjid kekinian bukan saja menarik orang untuk datang beribadah tapi juga menarik orang untuk bersantai dan mengabadikan momen berfoto. Dengan penambahan keimanan, banyak orang Islam yang berlomba untuk membuat tempat ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Gaya Neogotik Masjid

Semakin banyaknya tempat ibadah yang di bangun, maka semakin bermacam-macam bentuk yang ada saat ini. Macam-macam Kubah kekinian yang ada saat ini tidak lepas dari peranan perkembangan ilmu arsitektur Islam yang terjadi diseluruh dunia. Banyak arsitektur muslim yang menghasilkan produk dan inovasi namun tidak lepas tetap menonjolkan sisi keislamannya.

Admin : BN

Masjid Al Muttaqun Prambanan, Jawa Tengah

kubah masjid

Masjid Al Muttaqun yang terletak di Prambanan, Klaten. Persisnya di sebelah selatan dari kawasan Candi Prambanan. Keindahan arsitektur, keteduhan dan kesejukan masjid cukup menarik perhatian untuk diabadikan.

Sejarah Masjid Al Muttaqqun

 

kubah masjid

Pada peristiwa gempa Jogja-Jateng 2006 silam Masjid Al Muttaqun mengalami kerusakan, lalu setelah peristiwa itu pembangunan masjid ini kemudian dimulai di tahun 2007, atas prakarsa Presiden Susilo bambang Yudhoyono. Masjid yang pembangunannya menelan biaya sebesar Rp. 12 M tersebut pembangunan di atas tanah kas desa, tambah bangunan lagi di sisi timur melalui pembebasan tanah, yang kemudian di fungsikan sebagai gedung serba guna.

Masjid di resmikan Mendagri, Mardiyanto mewakili Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY),  bersama Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid, Jum’at 13 Maret 2009. Turut hadir dalam peresmian masjid, Wakil Kementrian Islam dan Wakaf Pemerintah Qatar, Muhammad bin Asslam Hadad Khawari, Pimpinan Persatuan Ulama Dunia, Dr Wahid Hasan Khalif Hasan Hindawi, Dirjen BInasos Depsos, Dr. Gunawan Somadiningrat, Gubernur Jateng, Bibit Waluyo, Bupati Klaten, Sunarno, dan sejumlah ulama setempat.

Arsitektur Masjid Al Muttaqun

Arsitek Masjid Al Mutttaqun mengadopsi masjid-masjid bersejarah di tanah air, spanyol, dan Arab Saudi. Sebagian, mengadopsi masjid Keraton Kasunanan Surakarta, masjid Kasultanan Yogyakarta, masjid Walisongo Demak. Demikian juga, menara kembar dan pintu gerbang masjid Cordova Spanyol. Sebagian, mencuplik arsitek masjid Makah dan Madinah. Masjid Al Muttaqun di rancang oleh Ir. Budi Faisal, insinyur sipil asal Kota Bandung dan Ir. Robi, insinyur sipil asal Kota Bodowoso, semakin menguatkan kesan bahwa masjid ini di bangun dengan semangat mitos Bandung Bondowoso.

kubah masjid

Nuansa jawa sangat kental terasa karena mihrab  (pengimaman) berbentuk ‘gunungan wayang’. Gunungan memberi makna sebagai bahasa alam yang di percaya sebagai bentuk isyarat akan kehendak Gusti Kang Murbeng Gesang, Pemberi Kehidupan. Ornamen-ornamen kaligrafi yang mengelilingi ruang dalam masjid bertuliskan nama-nama para sunan dan khulafaur rosyidin.  Kaligrafi dalam bentuk ukiran kayu ini menambah dan menguatkan nuansa Jawa. Lampu yang menggantung di langit ruangan, menambah kemewahan bagian dalam masjid. Mimbar khotib di posisikan sangat tinggi, sehingga jamaah melihat khotib dengan jelas. Di bagian luar ruang, dindingnya belapis keramik dengan dominasi warna hitam. Teras di pagari dengan bahan logam berwarna perunggu dan bercorak simetris yang merupakan khas arsitektur timur tengah.

Sejarah Masjid Agung Banten

kubah masjid

Masjid Agung Banten didirikan pada 1566 M ketika Maulana Hasanuddin menjabat sebagai Sultan Banten pertama pada 1552-1570. Inilah warisan kesultanan Banten yang masih berdiri kokoh hingga sekarang. Sebagaimana masjid-masjid lain di Nusantara, Masjid Agung Banten berdenah segi empat dengan rancang bangun yang unik. Arsitekturnya merupakan perpaduan antara arsitektur Jawa, Cina, dan Eropa.

kubah masjid

Karena pembangunannya melibatkan tiga arsitek dari negeri yang berbeda. Raden Sepat merupakan arsitek utama berasal dari Majapahit yang juga menukangi Masjid Cirebon; Tjek Ban Tjut arsitek asal Cina; dan Hendrik Lucaz Cardeel asal Belanda. Atas jasa-jasa mereka menegakkan simbol kebesaran Islam itu, Tjek Ban Tjut dianugerahi gelar bangsawan dari kesultanan dengan nama Pangeran Adiguna.

Sedangkan, Hendrik Lucaz Cardeel yang kemudian diketahui memeluk Islam mendapatkan gelar Pangeran Wiraguna. Bentuk arsitektur lokal karya Raden Sepat dapat dilihat dari empat tiang penyangga (saka guru) di bagian dalam bangunan masjid. Di ruangan ini terdapat mimbar kuno berukir indah yang menegaskan kuatnya nuansa lokal.

Cerita

Sebuah cerita mengatakan bahwa ia merupakan wakaf Nyai Haji Irad Jon jang Serang pada 23 Syawal 1323 Hijri yah (1903 M) sebagaimana tertulis de ngan huruf Arab gundul pada penampil lengkung bagian atas muka mimbar. Pendapat kedua memperkirakan, mim bar itu adalah buah karya Tjek Ban Tjut. Tjek Ban Tjut adalah arsitek pembantu Raden Sepat.

kubah masjid

Ialah yang konon membuat atap masjid begitu mirip dengan atap pagoda. Atap yang melingkar berbentuk bujur sangkar itu bertingkat lima, yang menyimbolkan rukun Islam. Dua atap paling atas kental dengan arsitektur Cina. Semakin rendah, atapnya semakin lebar, menaungi serambi di sisi utara dan selatan, di mana bersemayam jasad para ulama dan anggota keluarga kesultanan terdahulu.

Adapun karya Hendrik Lucaz Cardeel berupa menara setinggi 24 meter yang terletak di sebelah timur masjid. Bentuknya segi delapan, pintu masuk melengkung pada bagian atas, konstruksi tangga melingkar seperti spiral, dan kepalanya memiliki dua tingkat. Ini ada lah arsitektur khas Belanda. Karena itu, keberadaanya menjadi kurang serasi dengan bangunan masjid. Semula bangunan ini bukanlah menara adzan, tetapi menara rambu dan pengintai untuk pelabuhan Banten yang terkenal sibuk.

Ada yang berupaya memaknai bentuk bangunan menara dengan sudut pandang Islam. Segi delapan di sinyalir hasil pembagian dari 24 di bagi 3. Dua puluh empat adalah simbol waktu, 24 jam. Sementara 3 adalah simbol dari ibadah, ma’isyah (sumber nafkah) dan istirohah (istirahat). Jadi, pesan yang ingin di sam paikan, agar umat Islam memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk ketiga hal tersebut, yang masing-masing memiliki alokasi waktu sebanyak 8 jam.

kubah masjid

Karya Hendrik Lucaz Cardeel lainnya adalah Tiamah di sebelah selatan masjid. Yaitu, bangunan semacam pavi liun yang dahulu sering di gunakan para ulama dan umara Banten untuk men diskusikan masalah-masalah keagamaan. Langgam Eropa sangat jelas pada bangunan itu, khususnya pada jendela besar di tingkat atas. Jendela itu di maksudkan untuk mengatur sirkulasi cahaya dan udara.

Tiamah

Sekarang Tiamah di gunakan untuk menyimpan benda-benda peninggalan Kesultanan Banten. Saat ini, Masjid Agung Banten masuk dalam wilayah Desa Banten Lama, sekitar 10 km sebelah utara Kota Serang, ibu kota Provinsi Banten. Keberadaan nya menjadi tujuan wisata religius, sejarah, pendidikan, dan budaya. Pada hari-hari besar Islam, misalnya peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW, ribuan peziarah dari dalam dan luar daerah me nyatu memperingati kelahiran Baginda Rasul.

Keberadaan makam ulama dan keluarga kesultanan serta museum menambah daya tarik masjid bagi masyarakat. Para peziarah yang datang tidak hanya untuk beribadah, tetapi juga memperluas wawasan tentang sejarah perjalanan bangsa. Dengan demikian, masjid tidak semata sebagai tempat di mana hamba bermunajat kepada Tuhannya, tetapi juga sarana menginternalisasi nilai-nilai sejarah dan budaya.

Jakarta Islamic Centre

Jakarta Islamic Centre

Jakarta Islamic Centre atau Masjid Jami’ Jakarta Center adalah sebuah masjid serta lembaga pengkajian dan pengembangan Islam di Jakarta. JIC menempati lahan bekas kawasan prostitusi terbesar di Jakarta, yaitu lokalisasi Kramat Tunggak.

Jakarta Islamic Centre

Jakarta Islamic Centre mulai di bangun pada akhir tahun 2001, dan di gunakan pertama kali dalam pelaksanaan Shalat Jum’at perdana pada tanggal 6 September 2002 yang di hadiri oleh mantan Gubernur DKI Jakarta, H. Sutiyoso yang waktu itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Namun peresmian Masjid Jakarta Islamic Centre di lakukan pada tanggal 4 Maret 2003 oleh Mantan Gubernur H. Sutiyoso yang pada waktu itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Menempati area seluas 2,2 Ha, Masjid ini memiliki fasilitas berupa ruang Shalat utama, Koridor, mezanin, selasar tertutup dan plasa.

Jakarta Islamic Centre

Kapasitas Jama’ah Masjid JIC berjumlah 20.680 orang. Ruang utama Masjid JIC memiliki bentengan 68 meter tanpa tiang yang merupakan bentengan terbesar se-Asia Tenggara 37 . Bentuk bangunan Masjid JIC merupakan manifestasi dari sifat-sifat keperkasaan Al-Jabbaru, kemegahan Al-Mutabbiru sekaligus kelembutan dan keindahan Al-Lathief yang di harapkan dapat menghapus stigma lama lokalisasi dengan filosofi bangunan bersifat monumental yang kontras dengan lingkungan sekitar, berbobot syiar yang tinggi serta ramah dan “mengundang” umat untuk beribadah.

Arsitektur Kubah

Jakarta Islamic Centre

 

Kubah yang di kelilingi elemen kaca patri berbentuk tanda panah ke atas, bermakna hubungan manusia dengan Sang Pencipta. Elemen ini memberikan sinar terang pada siang hari jika di lihat dari dalam ruangan, dan sebaliknya, menjadi penegas karakter kubah pada malam hari jika di lihat dari luar. Sebuah karya yang sangat cerdas.Bahan dasar kubah adalah tembaga yang dapat berubah warna secara alami bersamaan dengan proses oksidasi. Pada awalnya kubah berwarna kuning kemerahan dan akhirnya akan berwarna hijau. Proses pewarnaan alamiah ini juga di gunakan di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi.

Interior yang mempesona

Jakarta Islamic Centre

Dekorasi interior ruang utama di isi dengan kaligrafi bergaya kufik. Ayat- ayat yang ditampilkan diantaranya adalah QS. Al-Baqarah: 255 di bagian mezzanine depan, QS. An-Nuur: 35 di mezzanine belakang, QS. Al-A’raf: 55 di kanan mihrab, dan QS. Al- Mu’minuun: 1-2 di sebelah kiri mihrab. Ini sangat menakjubkan.Dibagian luar berdiri tegak sebuah menara setinggi 114 meter terletak di sebelah timur laut bangunan masjid. Tinggi menara ini menyimbolkan jumlah surat dalam Al- Quran. Selain sebagai tempat mengumandangkan suara adzan, menara tinggi menjulang tersebut berfungsi sebagai landmark (penanda) lingkungan sekitar Jakarta Islamic Centre. 

Masjid Baitul Izzah Islamic Center Tarakan

Masjid Baitul Izzah

Masjid Baitul Izzah Islamic Center Tarakan dikenal sebagai masjid terbesar di Kota Tarakan di provinsi Kalimantan Utara. Sejak selesai pembangunannya dan peresmian pada tahun 2012. Masjid selalu menjadi pusat studi dan kegiatan keagamaan seperti pagelaran MTQ dan kegiatan kerohanian lainnya. Di tahun 2017 yang lalu masjid ini menjadi pusat STQ tingkat Nasional.

Pembangunan komplek masjid ini di atas lahan seluas 30 hektar. Terdiri dari bangunan utama yang luas dan beberapa lantai yang digunakan untuk sholat,  melakukan kegiatan islami lainnya. Interior masjid di hias dengan ukiran ukirannya baik di pintu maupun jendela dan tembok-temboknya. Bangunan ini juga di lengkapi dengan jendela jendela besar, sehingga terlihat kemegahannya.

Masjid Baitul Izzah
Islamic Center Tarakan

Jl. Sei Sesayap Kelurahan Kampung Empat
Tarakan Timur, Kota Tarakan, Kalimantan Utara

Masjid Baitul Izzah

Hal lain yang menjadi keunikan masjid ini ialah adanya lantai dasar yang di pergunakan sebagai lahan atau area parkir para pengunjung. Lahan tersebut bisa di bilang sangat luas dan mampu menampung kendaraan besar seperti bis sekalipun. Di bagian sudut ruangan dalam masjid, di bangun beberapa bangsal bangsal kecil yang dengan tujuan untuk memudahkan para wisatawan dari luar daerah, apabila sedang ada perhelatan.

Masjid Baitul Izzah, Islamic Center Tarakan memiliki struktur bangunan berupa 1 kubah utama, dan 4 kubah kecil pendukung yang terletak di atas bangunan utamanya. Tak hanya itu, masjid ini juga memiliki 1 buah Minaret di sebelah utara bangunan masjid. Masjid yang begitu megah ini sangat terlihat cantik dengan ornament dan kerajinan lainnya.

Masjid Baitul Izzah

Di katakan sebagai masjid terbesar di Kota tarakan, membuatnya berhasil menjadi objek wisata religi yang di gandrungi wisatawan lokal maupun daerah. Berdasarkan ulasan tersebut, dapat di simpulkan bahwa Islamic Center Tarakan dengan gaya Timur Tengah tersebut bisa saja menjadi masjid dengan panorama yang mungkin tak bisa di temukan di tempat lain. Tak hanya keindahan arsitektur yang memukau, masjid ini juga memiliki fasilitas memadai yang menunjang kenyamanan jamaah. Itulah beberapa ulasan yang mimin rangkung dari sumber sumber terupdate.

Admin : BN

Masjid Gedhe Kauman Jogja Yang Ramai Dikunjungi

masjid gedhe kauman

Masjid Gedhe Kauman adalah masjid raya yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari kesultanan Yogyakarta. Pembangunan Masjid Gedhe terletak di sisi barat Alun-Alun Utara dan barat daya pasar Beringharjo yang tidak jauh dari bangunan Keraton. Keberadaan Masjid Gedhe Kauman Menegaskan Yogyakarta sebagai kerajaan Islam dan simbol harmonisasi kebudayaan Jawa dan Agama Islam.

masjid gedhe kauman

Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta di Bangun oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I pada 29 Mei 1773 yang merupakan simbol harmonisasi sisi kebudayaan khas kerajaan yogyakarta yang sarat perjalanan sejarah dengan religiusitas masyarakatnya. Selain sebagai sarana beribadah bagi keluarga raja dan rakyatnya, masjid yang juga di kenal sebagai Masjid Raya Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut juga sebagai kelengkapan Kerajaan Islam Ngayogyakarta Hadiningrat.

Fungsi

Pada awal berdirinya Kesultanan Yogyakarta, Masjid Gedhe Kauman di Gunakan sebagai;

  • Pengadilan Agama
  • Tempat Pertemuan Para Ulama
  • Pengajian Dakwah Islami
  • Peringatan Hari Besar

masjid gedhe kauman_1

Pasalnya, selain di Bangun untuk fungsi keagamaan, masjid ini juga sebagai kelengkapan Kesultanan Yogyakarta. Oleh karena itu, pimpinan pengurus masjid ini adalah penghulu keraton, yang juga abdi dalem keraton.

Salah satu abdi dalem penghulu keraton yang pernah memimpin masjid ini adalah KH Ahmad Dahlan, pahlawan nasional yang dikenal sebagai pendiri Muhammadiyah.

Arsitektur

Gaya arsitektur Masjid Gedhe Kauman bercorak jawa yang mengadopsi dari Masjid Demak. 4 pilar utama yang dikenal dengan saka guru dengan atap berbentuk tajug lambang teplok atau bentuk atap bersusun tiga. Atap yang menggambarkan tahapan dalam menekuni ilmu tasawuf, yaitu syariat, thareqat, ma’rifat. Selain itu, tiga tingkat pada atap tersebut juga dapat bermakna sebagai iman, islam, dan ikhsan.

masjid gedhe kauman_8

Bangunan utama masjid terdiri dari dua lantai, lantai atas serambi di sangga oleh 24 tiang dan lantai bawah 32 tiang. Hebatnya tiang tersebut tetap berdiri kokoh meski telah berusia 400-500 tahun.

Ketika masuk ke ruang utama masjid, nuansa kental khas jawa akan sangat terasa suasana jawa tempo dulu. Di bagian dalam ini juga terdapat sebuah mihrab serta maksura. Maksura di fungsikan sebagai tempat pengamanan raja apabila Sri Sultan berkenan sholat berjamaah di Masjid Gedhe Kauman. Tidak jauh dari mihrab terdapat Mimbar yang berbentuk singgasana berundak sebagai tempat bagi khotib dalam menyampaikan khotbah Jumat. Mimbar terbuat dari kayu jati berhiaskan ukiran indah berbentuk ornamen stilir tumbuhan dan bunga di prada emas.

Selain ruang inti, masjid ini juga di lengkapi dengan berbagai ruangan yang memiliki fungsi berbeda, seperti;

  • Pawestren (tempat khusus bagi jamaah putri)
  • Yakihun (ruang khusus peristirahatan para ulama, khotib, dan merbot)
  • Blumbang (kolam), dan tentu saja serambi masjid.

Bagaimana apa Anda tertarik mengunjungi Masjid Bersejarah ini?

Diolah dari berbagai sumber. || Admin : BN

 

PT Mustaka Multi Tehnik adalah perusahaan yang bergerak di beberapa unit usaha, antara lain di bidang produsen kubah masjid, sirkulasi udara dan jendela aluminium. Kantor sekaligus workshop kami berlokasi di Jl. Raya Pati – Tlogowungu No. 5 Km. 0,3 Pati, Jawa Tengah. Anda dapat melihat produk kami pada sitemap dibawah ini ⬇️

Pernah Lihat Masjid Agung Karanganyar

Masjid Agung Karanganyar

Masjid Agung Karanganyar – Karanganyar merupakan Kabupaten yang ada di Jawa Tengah, memiliki sejuta pesona alam yang begitu menarik yang wajid kita kunjungi. Selain pesona alamnya karnganyar juga memiliki sebuah tempat ibadah bagi kita kaum muslim yang sungguh bagus dan megah. Masjid Agung Madaniyah yang mirip Masjid Nabawi, mempunyai empat tiang penyangga payung berdiri berjajar dengan megahnya.

Masjid Agung Karanganyar

Masjid Agung Madaniyah di Kabupaten Karanganyar, di bangun layaknya Masjid Nabawi di perkirakan mampu menampung 4.000 jemaah. Hingga kini tahapan finishing pembangunan masjid menelan anggaran Rp89 miliar masih berjalan. Bentuk payung ini sama seperti yang tampak di bagian luar Masjid Nabawi. Wacana pembangunan  yang mirip Masjid Nabawi sudah di utarakan Bupati Karanganyar Juliyatmono sejak beberapa waktu lalu. Pada 31 Desember 2019, Yuli mengatakan Masjid Agung Karanganyar bakal disulap seindah Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi.

Masjid Agung Madaniyah Karanganyar dirancang oleh PT Sarana Budi Semarang. Di desain seperti Masjid Nabawi di Madinah. Masjid megah ini memiliki sembilan pintu dengan ukuran sangat besar. Masing-masing pintu tingginya tiga meter dengan lebar dua meter yang membuat masjid terlihat kolosal. Ornamen tembaga dengan warna emas menghiasi pintu masjid yang terbuat dari kayu jati. Ornamen tembaga berwarna emas ini berukir motif kaligrafi. “Konsep masjidnya seperti masjid di Madinah sana. Arsitekturnya memang seperti masjid di sana [Madinah],” kata Kepala Bidang (Kabid) Cipta Karya DPUPR Karanganyar, Asihno Purwadi, Senin (21/2/2022).

Seperti Masjid Nabawi

Masjid Agung Karanganyar

Ciri khas kontemporer klasik Utsmaniyah Mamluk langsung bisa di lihat dari bentuk pilar melengkung dengan motif hitam putih. Desain pilar seperti ini ada di semua bagian masjid tersebut. Proyek pembangunan Masjid tak berjalan sesuai harapan. Sejatinya, proyek ini harusnya selesai pada 17 Desember 2021. Namun apa lacur, PT MAM Energindo gagal memenuhi tenggat waktu yang di sepakati. Hingga 10 hari penambahan masa kerja oleh Pemkab, kontraktor asal Jakarta Selatan itu tak juga bisa menyelesaikan pembangunan.

Memasuki tahun 2022, belum ada tanda-tanda pasti kapan masjid yang di desain ala Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi, ini rampung. Meski begitu, Bupati Karanganyar, Juliyatmono, menginginkan Masjid Agung Karanganyar itu di resmikan Presiden Joko Widodo pada 28 Januari 2022. Artinya, masjid harus selesai sebelum hari-H. Namun, keinginan itu tak juga terwujud. Hingga akhir Februari, masjid belum rampung. Baru pada Jumat (11/3/2022), Masjid Agung Madaniyah Karanganyar akhirnya di buka perdana untuk umum.

Admin: BN