Masjid Baitul Izzah Islamic Center Tarakan

Masjid Baitul Izzah

Masjid Baitul Izzah Islamic Center Tarakan dikenal sebagai masjid terbesar di Kota Tarakan di provinsi Kalimantan Utara. Sejak selesai pembangunannya dan peresmian pada tahun 2012. Masjid selalu menjadi pusat studi dan kegiatan keagamaan seperti pagelaran MTQ dan kegiatan kerohanian lainnya. Di tahun 2017 yang lalu masjid ini menjadi pusat STQ tingkat Nasional.

Pembangunan komplek masjid ini di atas lahan seluas 30 hektar. Terdiri dari bangunan utama yang luas dan beberapa lantai yang digunakan untuk sholat,  melakukan kegiatan islami lainnya. Interior masjid di hias dengan ukiran ukirannya baik di pintu maupun jendela dan tembok-temboknya. Bangunan ini juga di lengkapi dengan jendela jendela besar, sehingga terlihat kemegahannya.

Masjid Baitul Izzah
Islamic Center Tarakan

Jl. Sei Sesayap Kelurahan Kampung Empat
Tarakan Timur, Kota Tarakan, Kalimantan Utara

Masjid Baitul Izzah

Hal lain yang menjadi keunikan masjid ini ialah adanya lantai dasar yang di pergunakan sebagai lahan atau area parkir para pengunjung. Lahan tersebut bisa di bilang sangat luas dan mampu menampung kendaraan besar seperti bis sekalipun. Di bagian sudut ruangan dalam masjid, di bangun beberapa bangsal bangsal kecil yang dengan tujuan untuk memudahkan para wisatawan dari luar daerah, apabila sedang ada perhelatan.

Masjid Baitul Izzah, Islamic Center Tarakan memiliki struktur bangunan berupa 1 kubah utama, dan 4 kubah kecil pendukung yang terletak di atas bangunan utamanya. Tak hanya itu, masjid ini juga memiliki 1 buah Minaret di sebelah utara bangunan masjid. Masjid yang begitu megah ini sangat terlihat cantik dengan ornament dan kerajinan lainnya.

Masjid Baitul Izzah

Di katakan sebagai masjid terbesar di Kota tarakan, membuatnya berhasil menjadi objek wisata religi yang di gandrungi wisatawan lokal maupun daerah. Berdasarkan ulasan tersebut, dapat di simpulkan bahwa Islamic Center Tarakan dengan gaya Timur Tengah tersebut bisa saja menjadi masjid dengan panorama yang mungkin tak bisa di temukan di tempat lain. Tak hanya keindahan arsitektur yang memukau, masjid ini juga memiliki fasilitas memadai yang menunjang kenyamanan jamaah. Itulah beberapa ulasan yang mimin rangkung dari sumber sumber terupdate.

Admin : BN

Masjid Gedhe Kauman Jogja Yang Ramai Dikunjungi

masjid gedhe kauman

Masjid Gedhe Kauman adalah masjid raya yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari kesultanan Yogyakarta. Pembangunan Masjid Gedhe terletak di sisi barat Alun-Alun Utara dan barat daya pasar Beringharjo yang tidak jauh dari bangunan Keraton. Keberadaan Masjid Gedhe Kauman Menegaskan Yogyakarta sebagai kerajaan Islam dan simbol harmonisasi kebudayaan Jawa dan Agama Islam.

masjid gedhe kauman

Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta di Bangun oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I pada 29 Mei 1773 yang merupakan simbol harmonisasi sisi kebudayaan khas kerajaan yogyakarta yang sarat perjalanan sejarah dengan religiusitas masyarakatnya. Selain sebagai sarana beribadah bagi keluarga raja dan rakyatnya, masjid yang juga di kenal sebagai Masjid Raya Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut juga sebagai kelengkapan Kerajaan Islam Ngayogyakarta Hadiningrat.

Fungsi

Pada awal berdirinya Kesultanan Yogyakarta, Masjid Gedhe Kauman di Gunakan sebagai;

  • Pengadilan Agama
  • Tempat Pertemuan Para Ulama
  • Pengajian Dakwah Islami
  • Peringatan Hari Besar

masjid gedhe kauman_1

Pasalnya, selain di Bangun untuk fungsi keagamaan, masjid ini juga sebagai kelengkapan Kesultanan Yogyakarta. Oleh karena itu, pimpinan pengurus masjid ini adalah penghulu keraton, yang juga abdi dalem keraton.

Salah satu abdi dalem penghulu keraton yang pernah memimpin masjid ini adalah KH Ahmad Dahlan, pahlawan nasional yang dikenal sebagai pendiri Muhammadiyah.

Arsitektur

Gaya arsitektur Masjid Gedhe Kauman bercorak jawa yang mengadopsi dari Masjid Demak. 4 pilar utama yang dikenal dengan saka guru dengan atap berbentuk tajug lambang teplok atau bentuk atap bersusun tiga. Atap yang menggambarkan tahapan dalam menekuni ilmu tasawuf, yaitu syariat, thareqat, ma’rifat. Selain itu, tiga tingkat pada atap tersebut juga dapat bermakna sebagai iman, islam, dan ikhsan.

masjid gedhe kauman_8

Bangunan utama masjid terdiri dari dua lantai, lantai atas serambi di sangga oleh 24 tiang dan lantai bawah 32 tiang. Hebatnya tiang tersebut tetap berdiri kokoh meski telah berusia 400-500 tahun.

Ketika masuk ke ruang utama masjid, nuansa kental khas jawa akan sangat terasa suasana jawa tempo dulu. Di bagian dalam ini juga terdapat sebuah mihrab serta maksura. Maksura di fungsikan sebagai tempat pengamanan raja apabila Sri Sultan berkenan sholat berjamaah di Masjid Gedhe Kauman. Tidak jauh dari mihrab terdapat Mimbar yang berbentuk singgasana berundak sebagai tempat bagi khotib dalam menyampaikan khotbah Jumat. Mimbar terbuat dari kayu jati berhiaskan ukiran indah berbentuk ornamen stilir tumbuhan dan bunga di prada emas.

Selain ruang inti, masjid ini juga di lengkapi dengan berbagai ruangan yang memiliki fungsi berbeda, seperti;

  • Pawestren (tempat khusus bagi jamaah putri)
  • Yakihun (ruang khusus peristirahatan para ulama, khotib, dan merbot)
  • Blumbang (kolam), dan tentu saja serambi masjid.

Bagaimana apa Anda tertarik mengunjungi Masjid Bersejarah ini?

Diolah dari berbagai sumber. || Admin : BN

 

PT Mustaka Multi Tehnik adalah perusahaan yang bergerak di beberapa unit usaha, antara lain di bidang produsen kubah masjid, sirkulasi udara dan jendela aluminium. Kantor sekaligus workshop kami berlokasi di Jl. Raya Pati – Tlogowungu No. 5 Km. 0,3 Pati, Jawa Tengah. Anda dapat melihat produk kami pada sitemap dibawah ini ⬇️

Uniknya Masjid As Safinatun Najah Kapal Nabi Nuh, Semarang

Uniknya Masjid As Safinatun Najah Kapal Nabi Nuh, Semarang

Jika berkunjung ke Semarang jangan lupa mampir ke masjid unik ini. Masjid ini dikenal dengan sebutan “Masjid Kapal Bahtera Nabi Nuh”. Ya, disebut masjid kapal karena bentuknya seperti kapal. Persisnya menggambarkan kapal Bahtera Nabi Nuh yang menyelamatkan umatnya saat negerinya diterjang banjir bandang.

Indonesia dikenal dengan banyak sekali masjid dengan arsitektur mengagumkan, salah satunya adalah Masjid As Safinatun Najah. Tak seperti masjid megah pada umumnya, masjid yang beralamat di Jalan Kyai Padak, Podorejo, Kota Semarang ini mirip dengan kapal Nabi Nuh. Saking uniknya, tak heran jika masjid berbentuk bak bahtera Nabi Nuh ini sempat viral dan mencuri perhatian warganet dari segala penjuru.

Kubah Masjid As Safinatun

masjid as safinatun

Masjid unik ini berada di kampung pinggiran Semarang wilayah Barat. Tepatnya di Jln Kyai Padak RT 5/RW 5, Kelurahan Podorejo kecamatan Ngaliyan kota Semarang, Jawa Tengah. Sekitar 15 kilometer dari bandara A Yani. Di kampung dekat hutan itulah seorang kyai bernama Achmad membangun masjid unik ini seluas 2.500 meter persegi.

Terlebih, Masjid ini berdiri di tengah kolam dan tampak mengapung layaknya kapal mengarungi luasnya samudera. Masuk ke dalamnya, Masjid ini sendiri memiliki 3 lantai. Pada lantai pertama, masjid ini dilengkapi sejumlah fasilitas umum seperti aula, tempat wudhu dan juga toilet lengkap dengan arsitektur unik. Sedangkan, para pengunjung atau wisatawan dapat melaksanakan salat di lantai dua Masjid As Safinatun Najah ini.

Rencananya, lantai 3 Bangunan Masjid As Safinatun Najah ini akan dijadikan sebagai perpustakaan juga lho. Masjid berbentuk bahtera Nabi Nuh ini ternyata telah dibangun di Semarang, Jawa Tengah sejak tahun 2014 lalu. Saking uniknya, tentu saja bangunan masjid berbentuk bahtera Nabi Nuh ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berlibur ke Semarang. Beberapa wisatawan atau warga lokal yang berkunjung bahkan tak segan untuk mengabadikan momen berfoto dengan latar belakang bangunan Masjid ini. Jika ingin berkunjung ke Masjid As Safinatun Najah ini, pengunjung harus terlebih dahulu menempuh perjalanan kurang lebuh 45 menit dari pusat kota Semarang.

 

Kubah Masjid Agung Surakarta Bergaya Adat Jawa

masjid solo adat jawa

Masjid Agung Surakarta, dahulu masjid ini bernama Masjid Ageng Keraton Hadiningrat dan di bangun oleh Pakubuwono III pada sekitar tahun 1749. Terletak di sekitar Alun-alun Utara Keraton Surakarta, tepatnya di bagian barat, masjid ini memiliki posisi penting dalam penyebaran Agama Islam di Solo.

Pembangunan masjid ini tidak terlepas dari peran penting yang di pegang oleh seorang raja pada saat itu. Ketika itu, raja tidak hanya menjadi pemangku kekuasaan tertinggi dalam pemerintahan, tapi juga sebagai penyiar agama. Selain itu, pemilihan lokasi masjid yang dekat dengan keraton terinspirasi dari Masjid Agung Demak yang juga di bangun di dekat keraton dan alun-alun keraton.

Berdiri di atas lahan seluas hampir 1 hektare, bangunan utama masjid yang berukuran 34,2 meter x 33,5 meter mampu menampung sekitar 2.000 jamaah. Sepanjang perjalanannya, masjid ini telah melalui beberapa penambahan dan renovasi.

Masjid Agung Surakarta Ikonik Kota Solo

masjid solo adat jawa

Bangunan yang pertama di buat adalah bagian utama masjid. Penambahan pertama di lakukan oleh Pakubuwono IV, yang memberikan kubah masjid di bagian atas . Tidak seperti kubah pada umumnya yang bergaya Timur Tengah, kubah masjid ini bergaya Jawa. Bentuknya menyerupai paku bumi.

Penambahan berikutnya di lakukan oleh Pakubuwono X. Pakubuwono membangun sebuah menara di sekitar masjid serta sebuah jam matahari untuk menentukan waktu solat. Pintu masuk masjid pun mengalami perubahan pada masa Pakubuwono X. Pintu bercorak gapuran bangunan Jawa beratap limasan di ganti menjadi bercorak Timur Tengah – terdiri dari tiga pintu, dengan pintu yang berada di tengah lebih luas dari kedua pintu yang mengapitnya.

Sementara, Pakubuwono XIII membangun kolam yang mengitari bangunan utama masjid. Pembangunan kolam ini di maksudkan agar setiap orang yang akan masuk ke dalam masjid dalam keadaan bersih. Tapi, karena berbagai alasan, kolam ini tidak lagi di fungsikan. Selain itu, Pakubuwono XIII juga membangun ruang keputren dan serambi di bagian depan.

masjid solo adat jawa

Penambahan terakhir di lakukan oleh Pemerintah Surakarta. Masih di area masjid, di tambahkan beberapa bangunan dengan fungsi berbeda. Ada perpustakaan, kantor pengelola, dan poliklinik.

Pada masa lalu, pengurus masjid ini merupakan anggota abdi dalem keraton. Setiap pengurus diharuskan terlebih dahulu menuntut ilmu di Madrasah Mam Ba’ul ‘Ulum – yang terletak di antara masjid dengan Pasar Klewer. Tapi kini, hanya kepala pengurus masjid yang menjadi abdi dalem keraton – dengan gelar Tafsir Anom. Sementara, Madrasah Mam Ba’ul ‘Ulum dikelola oleh Departemen Agama dan dijadikan pendidikan untuk masyarakat umum.

Masih di sekitar masjid, tepatnya di sebelah utara, terdapat sebuah pemukiman yang bernama Kampung Gedung Selirang. Pemukiman ini sengaja dibangun untuk tempat tinggal para pengurus masjid. Sampai saat ini, Masjid Agung Surakarta masih menjadi pusat tradisi Islam di Keraton Surakarta. Masjid ini masih menjadi tempat penyelenggaraan berbagai ritual yang terkait dengan agama, seperti sekaten dan maulud nabi, yang salah satu rangkaian acaranya adalah pembagian 1.000 serabi dari raja kepada masyarakat.

Wisata Kaum Muslim Ke Masjid Cheng Ho

Wisata Kaum Muslim Ke Masjid Cheng Ho

Wisata ke Masjid Cheng Ho, Masjid Cheng Ho di Surabaya adalah masjid pertama di Indonesia yang menggunakan nama Muslim Tionghoa. Telah menjadi simbol perdamaian umat muslim toleransi beragama. Nama masjid ini merupakan bentuk penghormatan pada Cheng Ho, laksamana asal Cina yang beragama Islam. Ia melakukan perjalanan ke kawasan Asia Tenggara dengan mengemban beberapa misi, antaranya berdagang, menjalin persahabatan, serta menyebarkan ajaran agama Islam.

Pembangunan masjid Cheng Ho atau kita kenal dengan nama Masjid Muhammad Cheng Ho di Surabaya bertepatan dengan Isra’ Miraj Muhammad SAW yakni pada 15 Oktober 2001. Prosesnya memakan waktu satu tahun dan baru selesai seluruh bagiannya pada Oktober 2002. Masjid yang berdiri atas prakarsa para sesepuh, penasihat, pengurus Pembina Imam Tauhid Islama (PITI), pengurus Yayasan Haji Muhammad Cheng Ho Indonesia, Jawa Timur, serta tokoh masyarakat Tionghoa di Surabaya.

wisata
Ilustrasi

Membangun komplek masjid di atas tanah seluas 3.070 m2. Perpaduan gaya Arab dan Tiongkok menjadi ciri khas masjid ini. Arsitektur masjid diilhami kubah masjid Niu Jie di Beijing yang dibangun pada 996 Masehi, dan tampak pada bagian atap utama dan mahkota masjid. Selebihnya, masjid ini memadukan gaya arsitektur Arab dan Jawa. Arsitek Masjid Cheng Ho Surabaya ialah Abdul Aziz. Wisata ke Masjid Cheng Ho juga sering di lakukan oleh para traveler, mungkin mereka menganggap ini sangat unik dan menarik.

Admin: BN

Masjid Al Qomar Dengan Gaya Arsitektur Khas Bali

masjid al qomar

Masjid Al Qomar merupakan masjid yang berada di Kota Denpasar, Bali. Menjadi tempat sholat dan beribadah ummat muslim sekitar yang rutin berjamaah 5 waktu. Ini juga menjadi tujuan warga sekitar untuk menunaikan ibadah sunnah dan wajib saat bulan Ramadhan. Seperti buka puasa bersama, sholat tarawih dan lainnya. Berlokasi di Jl. Pura Demak, Teuku Umar Barat, Kecamatan Denpasar Barat, Bali menjadi salah satu masjid yang bangunannya mengadopsi arsitektur gaya Bali.

masjid al qomar
Masjid yang pembangunannya pada tahun 1980 ini menerapkan arsitektur gaya Bali. Karena adanya himbauan dari pihak pemerintah Kota Denpasar untuk mematuhi perda yang berkaitan penerapan nilai-nilai arsitektur Bali. Penerapan ornamen kekarangan yang merupakan ornamen berbentuk fauna di stilisasi sehingga tidak terlihat bentuk realnya karena adanya larangan dalam Islam untuk menerapkan ornamen berbentuk makhluk hidup. Kedua, digunakannya ornamen kubah pada bagian atas atap bangunan masjid dimaksudkan agar fungsinya sebagai masjid mudah dikenali oleh ummat muslim.

Seiring waktu, Masjid Al-Qomar mengalami dua kali renovasi, yaitu pada tahun 1995 dan tahun 2001, sehingga menjadi bentuk bangunan yang sekarang dengan luas 400 m2. Pada kegiatan renovasi terakhir pada tahun 2001 melakuan perubahan secara keseluruhan bentuk bangunan Masjid dengan menerapkan unsur khas arsitektur gaya Bali.

Kekayaan arsitektur Indonesia terwakili dengan berbagai karakter dan ciri khas yang terdapat di setiap Daerah. Hal ini turut berlaku pada arsitektur Bali yang tak hanya memiliki keunikan tersendiri, namun mengandung nilai filosofi yang tetap relevan teraplikasikan pada aliran arsitektur modern. Dari masa ke masa, perkembangan arsitektur Bali telah menjadi sorotan utama. Karena kini desain rumah telah mengadopsi ciri khas arsitektur tersebut sebagai salah satu pilihan arsitektur rumah terbaru.

By Admin Mustaka 6